ADAAPA.INFO – Merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, bahkan mulai meragukan ingatan dan perasaan Anda sendiri setelah berbicara dengan seseorang atau pernahkah Anda merasa sangat yakin tentang apa yang terjadi, namun lawan bicara Anda justru memutarbalikkan cerita hingga Anda mulai ragu pada diri sendiri? Ini bisa jadi adalah bentuk manipulasi psikologis yang disebut Gaslighting.
Gaslighting merupakan sebuah bentuk manipulasi psikologis yang merusak. Fenomena ini semakin banyak disadari dan dibahas, salah satunya oleh akun media sosial Instagram @ayankirma, seorang psikolog dan mental health educator.
Menurutnya, gaslighting adalah tindakan sengaja memutarbalikkan fakta oleh seseorang dengan tujuan membuat korbannya mempertanyakan ingatan, merasa bersalah, serta meragukan intuisi atau logikanya sendiri.
Tanda umum Anda menjadi korban gaslighting adalah ketika Anda mulai sering berpikir, “Apa aku yang terlalu sensitif?” atau “Jangan-jangan aku yang salah…”
Lalu, bagaimana cara menghadapi orang yang suka memutarbalikkan fakta atau melakukan gaslighting?
Berikut lima strategi efektif yang dapat Anda terapkan:
1. Hindari Diskusi yang Berputar-putar (Debat Kusir)
Pelaku gaslighting sering kali memutarbalikkan logika untuk membuat Anda terdengar salah. Semakin Anda berusaha membela diri atau menjelaskan, semakin Anda dianggap defensif dan memperkuat narasi mereka. Penting untuk mengenali pola ini dan tidak terjebak dalam lingkaran diskusi yang tidak akan pernah mencapai titik terang.
2. Catat Fakta dan Kronologi
Dokumentasi adalah kunci penyelamat. Tuliskan dengan detail apa yang terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, dan bagaimana perasaan Anda. Tujuan dari pencatatan ini bukan untuk membuktikan kepada pelaku, melainkan untuk menjaga kewarasan dan kesadaran Anda sendiri mengenai fakta yang sebenarnya terjadi. Catatan ini menjadi pegangan Anda di tengah kebingungan yang berusaha diciptakan oleh pelaku.
3. Validasi Diri Sendiri
Ini adalah langkah krusial. Anda harus memberikan izin kepada diri sendiri untuk mempercayai ingatan dan perasaan Anda. Pelaku gaslighting ingin Anda merasa bingung dan ragu. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk menegaskan pada diri sendiri: “Aku tahu apa yang aku alami. Dan perasaanku valid.” Pengakuan ini membantu membangun kembali kepercayaan diri Anda yang terkikis.
4. Batasi Interaksi Emosional
Untuk melindungi kesehatan mental Anda, jaga jarak emosional dengan pelaku. Jika memungkinkan, batasi intensitas dan frekuensi komunikasi. Jangan biarkan mereka terus-menerus menyedot energi mental Anda dengan manipulasi dan putar balik fakta. Pembatasan ini adalah bentuk self-preservation yang penting.
5. Cari Dukungan yang Netral
Menghadapi gaslighting bisa sangat menguras emosi dan membuat Anda merasa sendirian. Mencari dukungan dari teman yang sehat atau tenaga profesional seperti psikolog dapat membantu Anda melihat situasi secara lebih objektif. Dukungan ini bukan bertujuan untuk membenci pelaku, melainkan untuk memastikan Anda tidak sendirian dalam memahami dan menghadapi kenyataan yang sedang Anda alami.
Menghadapi gaslighting memang tidak mudah, namun dengan strategi yang tepat dan dukungan yang memadai, Anda bisa melindungi diri dari dampak negatif manipulasi ini dan memulihkan kesehatan mental Anda.