Mencegah Gagal Ginjal di Usia Muda: Gaya Hidup Tak Sehat Jadi Biang Kerok Utama

!ADAAPA.INFO – Kasus gagal ginjal pada kelompok usia muda kian menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 mengungkapkan peningkatan 2% per tahun pada kelompok usia di bawah 30 tahun, sebuah angka yang patut menjadi perhatian serius.

Gaya hidup yang tidak sehat dan rendahnya kesadaran akan deteksi dini menjadi pemicu utama melonjaknya angka penderita gagal ginjal di kalangan kaum muda.

Para dokter spesialis ginjal (nefrologi) memperingatkan bahwa gejala gagal ginjal kerap kali diabaikan, bahkan hingga kondisi pasien mencapai stadium lanjut.

“Ginjal pasien muda sering rusak karena gaya hidup, bukan faktor usia,” tegas Dr. Andi Pratama, Sp.PD-KGH dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI).

Musuh Utama Ginjal Muda: Gula, Garam, dan Obat Sembarangan.

Penyebab utama yang memicu gagal ginjal di usia muda tak lain adalah diabetes dan hipertensi, yang dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula dan garam secara berlebihan.

Selain itu, kebiasaan buruk mengonsumsi obat pereda nyeri tanpa resep dokter (terutama NSAID seperti ibuprofen) dan minuman berenergi juga turut andil merusak fungsi ginjal secara perlahan namun pasti.

Waspadai, Ini Gejala Gagal Ginjal yang Sering Terabaikan

Meskipun gejala gagal ginjal seringkali tidak spesifik, ada beberapa tanda yang patut Anda curigai dan tidak boleh disepelekan:

  • Pembengkakan pada kaki atau wajah (edema) yang tidak biasa.
  • Urin berbusa atau bahkan berdarah.
  • Kelelahan ekstrem tanpa sebab jelas dan terus-menerus.
  • Sering buang air kecil di malam hari.
  • Tekanan darah yang tiba-tiba naik.

“Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera periksa kadar kreatinin dan GFR (laju filtrasi glomerulus),” saran Dr. Rina Maharani, seorang nefrologis dari RS Cipto Mangunkusumo, merujuk pada pedoman Mayo Clinic 2024.

Faktor Risiko Tersembunyi yang Mengintai Ginjal Anda

Beberapa faktor risiko yang sering diabaikan juga memiliki peran besar dalam kerusakan ginjal dini:

  • Obesitas dan Sindrom Metabolik: Sebuah penelitian dari The Lancet (2023) menunjukkan korelasi kuat antara obesitas dan kerusakan ginjal dini.
  • Kurang Minum Air: Dehidrasi kronis dapat memicu penumpukan toksin berbahaya dalam ginjal.
  • Infeksi Tidak Diobati: Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berkembang menjadi pielonefritis, yaitu infeksi ginjal yang lebih serius.

Langkah Pencegahan Dini: Jaga Ginjal, Jaga Masa Depan!

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah langkah-langkah sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan ginjal Anda sejak dini:

  • Kontrol rutin tekanan darah dan gula darah (rekomendasi CDC, 2023).
  • Hindari konsumsi obat sembarangan, terutama obat pereda nyeri yang dijual bebas tanpa resep dokter.
  • Pilih diet rendah garam dan tinggi serat, serta hindari minuman berpemanis buatan.

Kapan Harus Segera ke Dokter? Jangan Tunda!

Jangan ragu untuk segera melakukan tes urine dan darah jika Anda mengalami kondisi berikut:

  • Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
  • Terdeteksi adanya protein atau darah dalam urine melalui tes dipstick.

Kesehatan ginjal adalah investasi masa depan. Dengan perubahan gaya hidup dan deteksi dini, kita bisa bersama-sama menekan angka kasus gagal ginjal pada usia muda.

Mari mulai peduli pada ginjal kita, sekarang!

Sumber Referensi:

  • Riskesdas, 2023 – Kemenkes RI
  • CDC, 2023 – www.cdc.gov/kidneydisease
  • The Lancet, 2023 – DOI: 10.1016/S0140-6736(23)00943-2
  • Mayo Clinic, 2024 – http: www.mayoclinic.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *